Mesir menemukan kota kuno yang spesial. Yakni, 'kota emas yang hilang' berusia 3.000 tahun dan menjadi temuan paling penting setelah makam Tutankhamun.
Dikutip dari BBC, Senin (12/4/2021), 'kota emas yang hilang itu" ditemukan di dekat Luxor pada Kamis (8/4/2021). Kota itu terkubur di gurun pasir Mesir dan penggalian dimulai pada September 2020.
Kota itu diduga merupakan peninggalan masa kekuasaan Amenhotep III, salah satu firaun paling kuat di Mesir, yang memerintah dari 1391 hingga 1353 Sebelum Masehi.
Sebuah kota kuno ditemukan di gurun pasir Mesir. Penemuan 'kota emas yang hilang' itu menjadi penemuan terpenting yang pernah ditemukan di Mesir.Sebuah kota kuno ditemukan di gurun pasir Mesir. Penemuan 'kota emas yang hilang' itu menjadi penemuan terpenting yang pernah ditemukan di Mesir. Foto: Getty Images/Mahmoud Khaled
Kota itu selanjutnya digunakan oleh firaun Ay dan Tutankhamun, yang makamnya ditemukan di Lembah Para Raja oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada 1922.
"Kota hilang ini merupakan penemuan arkeologi terpenting setelah makam Tutankhamun," kata Betsy Brian, profesor ilmu Sejarah Mesir di Universitas John Hopkins Baltimore, AS.
Bagi dia, kota emas yang hilang dianggap memberi gambaran yang langka tentang kehidupan orang Mesir kuno pada saat kekaisaran berada di masa kejayaan.
Penggalian itu mengungkap banyak penemuan arkeologi berharga, seperti perhiasan, tembikar berwarna, jimat kumbang, dan batu bata lumpur bersegel Amenhotep III.
Tim arkeolog memulai penggalian di tepi barat Luxor dekat Lembah Para Raja, sejauh 500 kilometer dari sebelah selatan Ibu Kota Kairo.
"Dalam hitungan pekan, yang sangat mengejutkan tim, formasi batu bata lumpur mulai tampak di segala penjuru," kata Ahli Mesir Kuno, Zahi Hawass.
"Apa yang mereka gali adalah situs suatu kota besar dalam kondisi masih terawat baik, tembok-temboknya nyaris lengkap, dengan ruangan-ruangan yang dipenuhi alat-alat pekerjaan sehari-hari."
Kini, tujuh bulan setelah dimulainya penggalian, beberapa area telah berhasil digali. Di sana ditemukan tempat pembuatan roti, kompleks pemerintahan, wilayah hunian.
"Banyak delegasi-delegasi asing mencari kota ini dan gagal menemukannya," kata Hawass, yang juga mantan menteri urusan peninggalan purbakala Mesir.
Dia mengungkapkan bahwa proyek arkeologi di lokasi 'kota emas yang hilang' itu masih terus berlangsung dan timnya berharap dapat menemukan makam-makam berisi harta peninggalan.
Mesir tengah mempromosikan peninggalan purbakala demi membangkitkan lagi sektor pariwisatanya, yang redup akibat krisis politik bertahun-tahun dan pandemi virus Corona dalam setahun terakhir.
Pekan lalu, pemerintah Mesir memindahkan mumi para firaun ke museum baru di Kairo lewat prosesi yang megah dan bersejarah.
Lewat acara yang spektakuler, 22 mumi itu, terdiri dari 18 firaun dan empat ratu, dipindahkan dari Museum Mesir yang neo-klasikal ke gedung baru, yaitu Museum Nasional Peradaban Bangsa Mesir yang berjarak 5 km.
Mumi Amenhotep III dan istrinya, Ratu Tiye, termasuk yang dipindahkan.